Powered By Blogger

Laman

Rabu, 26 Mei 2010

Cara Budidaya Ikan Bawal Air Tawar

Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen, baik secara monokultur maupun polikultur. Bawal air tawar saat ini banyak diminati sebagai ikan konsumsi dan cocok untuk dibudidayakan. Ikan Bawal mempunyai beberapa keistimewaan antara lain, ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik. Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan Gurami.

Bitner Herman Hutapea, seorang budiaya ikan tawar mengatakan, kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup. Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan. Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk.

"Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 – 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan," ujarnya.

Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).
Pemilihan benih. Pemilihan benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan tumbuh dengan baik. Penebaran benih Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stres saat berada dalam kolam.
Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.

Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 persen berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.

Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m 2 . Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar. Ikan bawal hasil pemanenan sebaiknya penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.(mag-10)

TENTANG BUDIDAYA BAWANG MERAH

Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses budidaya bawang merah kita dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) di lapangan. Diantaranya cara budidaya, serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro, dll yang menyebabkan produksi menurun. Memperhatikan hal tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya dengan peningkatan produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K - 3 ), sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas.

A. PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 - 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %, suhu 25-320 C

2. Pengolahan Tanah
Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm
Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50 cm.
Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan. '

3. Pupuk Dasar
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan.

Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 10 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
Biarkan selama 5 - 7 hari

4. Pemilihan Bibit
- Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
- Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
- Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)

B. FASE TANAM
1. Jarak Tanam
Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok
Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron

2. Cara Tanam
Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air )
Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam NASA
Simpan selama 2 hari sebelum tanam
Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.

C. AWAL PERTUMBUHAN ( 0 - 10 HST )
1. Pengamatan Hama
Waspadai hama Ulat Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas.

Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan VIREXI atau VITURA . Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut /kalung hitam di leher, dikendalikan dengan VIREXI.

Ulat tanah . Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Semprot dengan PESTONA.
Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh. Preventif kendalikan dengan GLIO.

2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang

Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di Brebes disebut melem).

3. Pemupukan pemeliharaan/susulan
Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.

Pemupukan dilakukan 2 kali
( dosis per 1000 m2 ) :
- 2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl
- 4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl
Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur ± 2 minggu.

4. Pengairan
Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %
Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah
Tinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman

D. FASE VEGETATIF ( 11- 35 HST )
1. Pengamatan Hama dan Penyakit
Hama Ulat bawang, S. litura dan S. exigua
Thrips, mulai menyerang umur 30 HST karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat seperti perak Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan BVR atau PESTONA.

Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif dengan penebaran GLIO.

Penyakit Antraknose atau Otomotis, disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomatis). Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan. Untuk jamur yang ada didalam tanah kendalikan dengan GLIO

Penyakit oleh virus.
- Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan.

Busuk umbi oleh bakteri.
- Umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering.
- Busuk umbi/ leher batang oleh jamur.
- Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).
- Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan. PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.

2. Pengelolaan Tanaman
- Penyiangan kedua dilakukan pada umur
30-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan dan perbaikan bedengan yang rusak.

- Penyemprotan POC NASA dengan dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 50-55. Mulai hari ke 35 penyemprotan ditambah HORMONIK dengan dosis 1-2 tutup/ tangki (dicampurkan dengan NASA).
- Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika ada serangan Thrips dan ada hujan rintik-rintik penyiraman dilakukan siang hari.

E. PEMBENTUKAN UMBI ( 36 - 50HST )
Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, yang perlu diperhatikan adalah pengairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.

F. PEMATANGAN UMBI ( 51- 65 HST )
Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada sore hari.

G. PANEN DAN PACA PANEN
1. Panen
> 60-90 % daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70 - 90 hari.
> Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek
> Pemanenan dengan pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan (Jawa : dipocong)

2. Pasca Panen
- Penjemuran dengan alas anyaman bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang.
- Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi gudang
.

TENTANG TEBU

Tebu (bahasa Inggris: sugar cane), nduwèni jeneng lokal rupa-rupa antara liya Tebu, Rosan (Jawa); Tiwu (basa Sundha), Tebhu (basa Madura), Tebu, Isepan (basa Bali); Teubee (basa Aceh), Tewu (basa Nias, Flores), Atihu (Ambon); Tebu (Lampung), Tepu (Timor); yakuwi tanduran sing paédah utamané kanggo bahan baku gula. Tanduran iki mung bisa thukul ing daerah iklim tropis, utamané ing daerah tebu (Sacharum Officinarum Linn), sing dhuwuré watara 1 nganti 1300 meter saknduwuré lumahing segara. Tanduran iki klebu jenis rumput-rumputan. Ing tanah Jawa sumebar sawetara jinis tebu antara liya jinis tebu ireng Cirebon, tebu kasur, POJ 100, POJ 2364, EK 28, POJ 2878. Saben jinis tebu nduwèni ukuran dhuwur, dawané ros lan werna sing béda-béda, nanging rata-rata dhuwuré wit tebu udakara 2 meter nganti 4 meter. Umur tanduran wiwit ditandur nganti tekan bisa dipanen kurang luwih 1 tahun. Ing Indonesia tebu akêh dibudidayaaké ing pulo Jawa lan Sumatra. [1] Kanggo nggawé gula, wit tebu sing wis dipanen diperes nganggo mesin pemeres (mesin press) ing pabrik gula. Sakwisé kuwi, nira utawa banyu perasan tebu mau disaring, dimasak, lan diputihaké saéngga dadi gula pasir kaya sing kita kenal sadina-dina. Saka proses nggawé gula tebu iku mau bakal ngasilaké gula 5%, ampas tebu 90% lan sisané arupa tètès (molasse) lan banyu. Tètès sing dikasilaké saka proses penggilingan tebu mau diperlokaké minangka bahan kanggo nggawé cèt. Saliyané bisa digawé gula pasir, nira tebu bisa uga digawé gula batu, gula abang utawa gula jawa. Godhong tebu sing garing (dhadhuk) minangka biomassa sing nduwèni kalori cukup dhuwur. Ibu-ibu ing padesaan sering migunaaké dhadhuk iku minangka bahan bakar kanggo masak; saliyané ngémat lenga sing regané larang, bahan bakar iki uga cepet panas. Ing sajroning konversi energi pabrik gula, godhong tebu lan uga ampas wit tebu bisa dipigunaaké kanggo bahan bakar boiler, sing uap é dipigunaaké kanggo proses produksi lan pembangkit listrik. Semono uga tanduran tebu uga ndeni manfaat kanggo pengobatan yakuwi

  • Ngurangi jantung dheg-dhegan, Bahan: 3 gegem oyot tebu ireng; Cara nggawéné: dikumbah lan digodhok nganggo 2 gelas banyu nganti umob kari sak gelas; Cara nggunakaké: diombé sedina ping pindho.
  • Lara Panas, Bahan: tebu ireng sakcukupé; Cara nggawéné: diperes lan dijupuk banyuné Cara nggunakaké: diombé.
  • Lara Watuk, Bahan: 3-5 ros tebu ireng; Cara nggawéné: disesep lan diombé banyuné, Cara nggunakaké: dibakar, terus dioncèki lan diperes dijupuk banyuné. [2]

Bab lan Paragraf

[sunting] Nandur Tebu

[sunting] Investasi Agribisnis Tebu

Investasi ing industri gula asal saka tebu cukup prospektif. Kebutuhan domestik isih ana udakara 1.4 juta ton per taun. Pemerintah kanthi rupa-rupa kebijakan promotif lan protektif wis nyiptakaké iklim investasi sing kondusif kanggo pengembangan industri gula tebu. Pasar internasional sing sajroning telung taun pungkasan ngalami defisit uga nandhaaké yèn investasi ing bidang iki cukup prospektif. Sawetara produk derivat saka tebu (PDT) kayata ethanol, ragi roti, inactive yeast, wafer pucuk tebu, papan partikel, papan serat, pulp, kertas, Ca-sitrat lan listrik nduwèni peluang pasar sing cukup ombèr, yakuwi ing pasar domestik apadéné pasar internasional. [3]

[sunting] Pangolahan Lahan

Pengolahan Lahan Tebu

Lahan sing arep ditanduri tebu kudu diolah luwih dhisik, bisa nganggo waluku biasa utawa sing luwih cepet nganggo traktor lan buldoser merga biasané lahané pancèn amba banget. Apa manèh yèn lahané isih akèh oyoté utawa bonggol wit-witan sing paling cocok kudu nganggo buldoser. Pengolahan lahan iki gunané kanggo ngilangké keasaman lan ngempukaké lemah, uga kanggo nggawé got, arupa got malang lan got mujur kanggo ngilèkaké banyu (drainage). Sakliyané kanggo drainage, got-got mau uga minangka wates kanggo ngukur luasan lahan sing dipara dadi pirang-pirang petak utawa emplèk. Rupa-rupa got sing kudu disiapaké antara liya:

  • Got Pembuangan, kudu digawé luwih ndisik kanggo ngetokaké banyu saka lahan bèn cepet garing utawa sat.
  • Got Pemasukan, kanggo nyiapaké pengaliran banyu mlebu ning lahan.
  • Got Keliling, ukuran amba 70 cm jeroné 60 cm.
  • Got Mujur, ambané 60 cm, jeroné 50 cm
  • Got Malang, ambané 50 cm, jeronó 40 cm, digawó searah karo kemiringané lahan.

Sakwisé rampung penyiapan got, bisa dimulai penjuringan, yakuwi gawé lubang kaya pot supaya mengkonéoyot tebu bisa thukul kanthi sampurna. Sakdurungé ditanduri juringan mau di garingké luwih disik kira-kira 3-4 minggu bèn lemahé kena panasing srengéngé. Pengeringan utawa pendyungan mau gunané supaya lemah dadi ora asam lan mambu wangi.

[sunting] Persiapan Tandur

Sakdurungé tandur uga perlu disiapké sawetara langkah supaya lemah wis siap tenan ditanduri. langkah sing diperlokaké antara liya : Rao/Bubut Tanah, Turun Tanah, Ebor, lan Kecroh. Sakwisé kuwi bibit lagi dikethoki, diseleksi, direndhem banyu udakara 2 jam, di umbal (digawa nyedhaki lubang}, di cicir ning guludan-guludan, banjur ditandur.

[sunting] Tandur

Bibit sing wis dikethoki telung ros telung ros, didèlèh kanthi mata (calon thukulan) ana ing iringan (ora ing nduwur utawa ing ngisor). Sakwisé kuwi bibit terus diurugi lemah sithik waé aja kandel-kandel. Pemilihan jenis bibit tebu uga penting banget. Padha waé karo wong sing arep golèk mantu, pemilihan bibit tebu kudu nggatèkaké bibit, bobot lan bèbèt. Bibit, artiné kudu jelas asal usulé saéengga nduwèni kemurnian spesies sing apik. Bobot, artiné nduwèni kualitas sing apik. Bèbèt, artiné nduwèni sifat lan kemantapan sing apik.

Tebu wiwit thukul

[sunting] Ngabuk/Pemupukan

Kanggo nambah unsur hara, supaya lemah bisa nyukupi zat panganan tumraping tanduran, kala-kala diperloaké ngabuk utawa mènèhi abuk / pupuk. Déné jinis abuk sing diperloaké yakuwi sing ngandhut unsur Nitrogen, Phospat lan Kalium. Sakjroning mènèhi abuk kudu miturut pedoman baku yakuwi : kudu ditugal, digawé lubang pupuk, ditaker, diwolak walik yakuwi pemupukan sepisan ning sisih kiwa lan kaloro ing sisih tengan tanduran utawa suwaliké. Gulma kudu diresiki ndisik, sebab yèn ora mengko sing lemu malah gulmané. Yèn ngabuk kudu isuk-isuk lan ora kena ditaburké. Sakwisé ngabuk kudu disiram.

Tanduran Tebu sing wiwit thukul

[sunting] Prinsip Pemupukan

Pemupukan utawa ngabuk, kudu nuruti prinsip 5 tepat, yakuwi tepat jinis, tepat wektu, tepat mutu, tepat jumlah lan tepat panggonané.

  • Tepat Jinis, maksudé abuk sing dienggo kudu jinis sing nduwé unsur N,P lan K kayata abuk ZA, TSP, KCL, Ponska lll.
  • Tepat wektu maksudé unsur Posphat ditebar sakdurungé tandur, unsur Nitrogen sakwisé tanduran umur 7 dina lan 40 dina, déné unsur K disebar nalika tanduran wis umur 40 dina.
  • Tepat Mutu, maksudé bahan abuk kudu isih apik lan durung rusak sarta ngandhut bahan aktif ing diperlokaké.
  • Tepat Jumlah, kudu seimbang antara unsur-unsur sing diperlokaké lan jumlahé kudu cukup kanggo saben hektar lahané.
  • Tepat Panggonan, maksudé abuk kudu dilebokaké ing sajroning lobang ing sakubengé tanduran (ditugal ndisik), ditutup lan disiram. Dadi carané ngabuk ora disebar kaya ngabuk pari.
Tebu umur 5 sasinan

[sunting] Wektu

Tanduran tebu biasané perlu diabuk yèn wis ngancik umur pitung dina lan umur 30 - 40 dina.

[sunting] Jenis Pupuk

  • Pupuk Nitrogen, gunané kanggo : nyuburaké tuwuhan sacara vegetatif, nyengkakaké pertumbuhan anakan lan kanggo pembentukan zat hijau daun. Conto Pupuk Nitrogen : Urea kadar N 45%, ZA kadar N 21%, ASN kadar N 26%, Ammonium Klorida kadar N 25%.
  • Pupuk Phosphat, gunané kanggo : nyengkakaké tuwuhé tunas anakan, nyengkakaké tuwuhing oyot, nggedèkaké lan ndawakké ros tebu, ningkataké kualitas nira lan nyengkakaké proses kematengan tebu. Conto Pupuk P : DSP (Double Super Phosphate) kadar P2O5 36%, TSP (Triple Super Phosphate) kadar P2O5 45%, SP 36 (Super phosphate) kadar P2O5 36%, FMP (Fused Magnesium Phosphate) kadar P2O5 20%, Agrophos kadar P2O5 25%.
  • Pupuk Kalium, gunané kanggo : ngaktifaké proses pembelahan sèl lan photosintesis. Conto Pupuk Kalium : KCL (Kalium Klorida) kadar K2O 60%, ZK (Kalium Sulfat) kadar K2O 50%, Paten Kali kadar K2O 21%.
  • Pupuk Majemuk
    • Pupuk NP : Amophos kadar N 11%, kadar P2O5 48%
    • Pupuk NK : [[KNO3]] kadar N 13%, kadar K2O 44%
    • Pupuk PK : Kalium Metafosfat kadar P2O5 60%, kadar K2O 40%
    • Pupuk NPK : Phonska kadar N 15%, kadar P2O5 15%, kadar K2O 15%

[sunting] Sulaman

Penyulaman kuwi gunané kanggo ngisi tanduran tebu sing ora thukul supaya tanduran tebuné komplit lan ora buthak-buthak. Sulaman sepisanan nalika tanduran umur 2 minggu, déné sulaman kapindho sakwisé tanduran umur 3 utawa 4 minggu. Kudu diupayaaké nyulam nganggo bibitan sing umuré mèh padha karo tanduran sing disulam.

[sunting] Bumbun

Bumbun utawa dhangir, tujuané kanggo mènèhi tambahan lemah lan sumber zat hara sing anyar kanggo tanduran tebu. Saliyané kuwi bumbun uga nyandhet tuwuhing anakan (bèn ora kakèhan, yèn kakèhan tebuné dadi kuru-kuru) lan bisa ningkataké drainage.

Panen Tebu ing Desa Kali Tengah Bojonegoro

[sunting] Klènthèk

Klènthèk kuwi nglènthèki godhong tebu sing garing kanggo ngilangaké hama, ngurangi tebu rubuh merga angin, ningkataké hawa lan sinar srengéngé, ningkataké rèndemèn, nyegah tuwuhé oyot ing ros-rosan lan ngurangi bahaya keobongan. Sajroning mangsa setaun klènthèk yèn bisa dilaksanaaké ping pindho utawa ping telu.

[sunting] Organisme Pengganggu Tanduran

Organisme pengganggu tanduran tebu bisa arupa hama, penyakit lan gulma.

  • Hama : Gangguan jasad sing marakké luka fisik Hama bisa ngganggu godhong, wit / batang utawa oyot. Sing ngganggu godhong tebu arupa : uler grapyak, kutu wulu putih, cabuk ireng, tungau, walang. Sing ngganggu wit / batang antara liya : penggèrèk pucuk, penggèrèk batang, lan tikus. Déné sing ngganggu oyot arupa urèt, rayap, lan cacing. Kanggo nyegah hama antara liya bisa nggunaaké bibit sing bébas hama, nggunaaké varietas tahan hama, njaga karesikané kebun lan penggiliran tanduran.
  • Penyakit : Gangguan jasad sing ngganggu sitem upamané sistem penyerapan banyu lan hara, sistem fotosintesis utawa sistem pemulihan.

Penyakit sing nyerang gaodhong awujud : mozaik, blendhok, noda kuning, karat, lan klorotik. Sing nyerang wit / batang : pembuluh (RSD), pokahbung lan luka api. Déné sing nyerang oyot : dhongkèlan lan phyctum. Kanggo nyegah lan mbrantas penyakit bisa migunaaké : varietas tahan lan sehat, pergiliran tanduran, sanitasi utawa pemusnahan tanduran sing kena penyakit, pemanfaatan musuh alami, pestisida lan karantina.

[sunting] Panèn

  • Tebu Layak TebangTebu sing wis umur kurang luwih setaun bisa dipanèn. Prayogané kudu dianalisa disik dening ahli tebu saka Pabrik Gula saéngga tebuné pancèn wis mateng optimal.
    Dhadhuk Tebu Pasca Panen
  • Cara Tebang Tebang tebu uga ana métodané, yakuwi métoda tebang pinggir utawa tebang terobos. Sajroning tebang kudu diupayaaké ngepok supaya dongkèlané sithik. Saliyané kuwi kudu diperhatèkaké supaya kadar sampahé kayata sogolan, pucukan, dhadhuk, oyot lan lemah bisa minimal. Sawisé di tebang, tebu diangkut nganggo truk disetor ning Pabrik Gula. Supaya tebu ora kesuwèn nganggur, kudu diatur jadwal tebang sing dimusyawarahaké déning petani lan Pabrik Gula, amarga yèn kesuwèn nunggu rèndemèn tebuné bakal mudhun.

[sunting] Pasca Panèn

Sawisé ditebang, dhadhuk sing rataaké ing sakndhuwuré bonggol terus diobong. Sakbanjuré terus di kepras yakuwi dipotong bonggol-bonggol sing isih pating crongot supaya rata lemah bèn pertumbuhan thukulané bisa luwih apik. Tanduran tebu sing wis dipanèn ora perlu ditanduri manèh sebab bonggolan bisa thukul manèh kanggo musim panèn sakterusé. Tahun kapindho disebut tanduran keprasan sing biasané rumpun dhompolé malah luwih akèh tinimbang taun kapisan.

OPEN OPENANE PAK DAVID

Swara gedebag-gedebug kaya ora keprungu, kuping rasané buntet. Semono uga swara gendhing techno mung krasa pecicat-pecicit. Mataku mung tumuju marang polahé disc jockey sing kenès, njogèd mégal-mégol. Udelé katon mlekèk, kaosé gondhil tur cendhak, marakaké isisé kèlèk. Mata rasané nganti mecothot kaya pingin mlumpat.

Para nom-noman, lanang-wadon, pating dlajig. Sirahé gèdhag-gèdhèg. Wong tuwa-tuwa uga ora kurang akèhé, malah ana sing pethakilan ngadeg ana sandhuwuré lespèker, jejogedan kaya wong édan. Mbakyu disc jockey ngomong nganggo cara Inggris kanthi wasis, nyebut jeneng Pak David sing nembé lungguh ana pojokan. Mbokmenawa wong sing disebut jenengé mau wis lengganan lawas. Nyatané, akèh wong sing sapa aruh marang dhèwèké sasuwéné aku mlebu diskotik iku, awit rong jam kepungkur.

Pak David ora ijèn. Kancané pirang-pirang, wadoné uga ora kurang. Malah luwih akèh saka cacahé wong lanang sing ngancani Pak David. Méjané kebak gelas lan gendul. Sajaké, blanjané ora ècèran. Pisan-pindho, Pak David nengah dikancani telu utawa papat wanodya ayu-ayu, njogèd ana mestèr alus banget sing sajak bisa murup, kamangka mung kena cemloroté lampu-lampu spot sing pating grandhul. Padhangé ora mekakat, jaréné iku jinisé lampu laser.

Saka panggonanku lungguh, watara limang mèter ana sakiwa mejané Pak David sakanca, mataku tumuju marang bocah wadon, sing awit mau lungguh waé, ora tau menyat apa manèh ngancani njogèd Pak David. Mung lungguh mèsam-mèsem, clegak-cleguk ngombé banyu sing diiling saka gendul, nanging sajak katon paling ketengen déning Pak David. Nyatané, ya mung bocah iku sing awit mau diambungi pipi lan bathuké, paling kerep dielus-elus rambuté. Umuré kira-kira selawé taun, nyandhangé rada béda tinimbang wong-wong wadon sing ana sakiwa-tengené.

Pisan-pindho, aku konangan lagi nggatèkaké dhèwèké. Ora nganggo mèsem, apa manèh ngguyu. Malah, dhèwèké terus ndhungkluk saben bubar ngonangi aku nyawang dhèwèké. Sanajan ngiling ombén-ombèné rada kerep, nanging ora klepas-klepus kaya wong-wong wadon liyané. Sajaké pancèn ora doyan udud. Aku banjur mikir, aja-aja bocah iku anaké Pak David. Yèn nyawang umur-umurané, bocah iku pancèn luwih pantes dadi anak mbarep utawa nomer loroné.

Aku menyat, niyat nguyuh karo pingin raup. Wis limang gendul ngombe banyu putih, sebab aku rumangsa kudu njaga awak. Sing jenengé nèng njero papan nganggo AC sing njekut adhemé, ora becik yèn nganti kurang banyu. Gurung uga gampang garing, nèng telak ora énak, apa manèh ududku wis ngentèkaké luwih saka karotengah pak.

“Mas…”

Aku kagèt, metu saka peturasan wis dicegat wong wadon sing jebul dakgatèkaké awit mau. Durung sida semaur, bocah iku ngulungaké dluwang sasuwèk, sing banjur daktampani. Bocahé lunga klépat, ndhisiki lakuku tumuju ana palungguhané sakawité. Ora pamit, nolèh waé ora.

Watara jam telu ésuk, aku mulih. Kanca-kancaku mung ngeteraké mulih, banjur padha nerusaké laku, jaré pingin madhang sega Padang neng Pasar Senèn. Aku ora mèlu, jalaran wis ngantuk pingin énggal turu. Sésuk ésuk kudu mlebu, netepi wajibé wong mburuh luru rejeki supaya terus lumintu.

Ana kamar indekosan, aku kelap-kelip dhéwé. Dadi angèl turu, kelingan bocah mau. Aku ndudut dluwang saka kanthongan kathok. Dakwaca, dhèwèké mènèhi nomer tèlpun, lan aku dijaluk nèlpun dhèwèké sésuk soré.

“Hai…. Mas, panjenengan sing kula panggihi wau dalu nggih, Mas?” Swarané cemengkling, grapyak. “Kula Dhani, sing wau dalu ngréncangi Pak David.”

“O…nggih. Kula Doni. Wonten napa kok nilari nomer tèlpun dhateng kula?”

“Dalu niki longgar mboten? Menawi jam-jam pitu kepanggih wonten Bènhil kersa?” ujaré Dhani.

“Kula mboten janji saged dugi jam pitu pas. Kula nembé saged wangsul jam setengah pitu saking Cikini,” jawabku.

“Mboten napa-napa. Kula tengga wonten rumah makan Seulawah, ngajengé Rumah Sakit Angkatan Laut,” jawab dhèwèké.

Wis nyedhaki jam wolu aku lagi bisa tekan Bènhil, ndilalah aku rada telat metu saka kantor. Dhani wis lungguh, mesthiné rada suwé. Nèng méja wis cumepak sega lan lawuh manéka warna. Uga ana masakan andhalan, yaiku iwak hiu sing wujud masakané nganggo duduh kuning kaya opor.

Dhèwèké ngulungaké tangané, nyalami aku kanthi mbalèni nyebut jenengé. Semono uga aku, sepisan manèh nyebut jenengku, sanajan wis kenalan liwat tèlpun. Sinambi mangan, ngobrolé ngalor-ngidul sajak kaya wis kenal suwé. Saka pitakonan standar racaké wong sing lagi kenal, banjur takon asal-usul lan jatidhiri. Cekaké, aku banjur akrab lan rembugané wis ora tau nggunakaké basa alus manèh.

Sésuké lan dina-dina saterusé, aku banjur kerep telpun-telpunan karo dhèwèké. Grapyak, lan ngatonaké yèn dhèwèké ora pantes dadi cah nakal kaya sing kerep dakbayangaké. Dasaré asalé saka ndhésa sing kurang pangertèn donyané wong kutha, aku gampang mbiji ala marang wong-wong sing seneng klayaban wengi-wengi, apa manèh menyang papan sing mbiyèné kaceluk kanthi aran nite club. Nganti tumekané sawijining dina, dakwanèkaké takon luwih marang dhèwèké.

“Pak David iku bapakmu, ya?”

“Dudu! Apa pancèn perlu mangertèni sapa dhèwèké?” mangkono wangsulané.

“Ya wis, dhing, ora dadi ngapa. Aku ora arep mèlu ngerti urusanmu,” aku ganti mangsuli.

“Gak papa, kok. Timbang malah klèru tampa, mendhing dakkandhani waé. Pak David iku sing ngopèni aku,” ujaré Dhani.

“Lho, apa kowé wis ora duwé wong tuwa, banjur awakmu diopèni déning Pak David?”

“Piyé to, Mas?” ujaré dhèwèké.

“Piyé apané? Yèn Pak David gelem ngopèni awakmu, kamangka dudu wong tuwamu, apa kowé ora klebu wong begja?”

“Ndhésa tenan panjenengan, Mas! Jan-jané ora ngerti apa éthok-éthok ora ngerti?” swarané Dhani krasa rada anyel.

“Ora ngerti apa ta? Aku sansaya bingung….”

“Diopèni iku ya diopèni. Diingu! Kaya digundhik, diselir kaya para ndara nèng njero kraton kaé, lho….!” ujaré Dhani, njlènthrèhaké kahanané.

Aku bingung. Arep ngomong apa dadi kangèlan, lambé rasané kaya didondomi.

“Kok meneng?!? Gela, ya? Ora papa, Mas, aku bisa maklum lan mangertèni, kok. Yèn arep nesu banjur wegah kenal karo aku ya ora papa. Tapi aku percaya, panjenengan wong lanang sing ora kaya mangkono. Aku wis kenal wong lanang akèh banget lan duwé kelakuan kang manékawarna. Aku yakin, panjenengan ora kaya wong-wong sing wis dakkenal. Mula aku wani blaka jalaran rumangsa bisa percaya.”

“Hmmm……Kok….,” jawabku.

“Aja mikir werna-werna. Sanajan dadi wong sing diopèni, Pak David apik banget karo aku. Ora tau nglarani, apa manèh daksiya. Dhèwèké mènèhi jatah sasèn kanggo indekos, lan aku isih bisa kerja sanajan mung ana rental komputer sing uga nyéwakaké kanggo internètan.”

“Mosok ngopèni ora duwé pamrih? Paling ora, dhèwèké mesthi butuh kowé, butuh awakmu, ta?” pitakonku sajak nlesih.

“Percaya kena, ora ya wis lumrah. Aja manèh ngeloni, grayang-grayang waé ora tau. Yèn nèng diskotik waé sajak umuk ngambungi, kamangka niyaté mung nylametaké aku supaya ora dioyak-oyak wong lanang sing duwé karep lan nuruti nepsu.

Dak critani ya, Mas… Mbiyèn aku tau kerja dadi waitress ana diskotik kuwi sawisé telung sasi ora éntuk gawéyan ana Jakarta. Bos-é diskotik iku tau ngoyak-oyak aku, malah tau arep ngruda peksa sawisé bubaran. Pak David iku sing ngonangi. Aku diajak lunga, banjur ditakoni akèh-akèh,” ujaré.

“Lha kok apikan temen to, sing jenengé Pak David iku?” pitakonku. Isih gumun campur sujana.

“Aku tau niyat nyaur utang budiku awit rumangsa slamet amarga pitulungané. Aku nyéwa kamar hotèl, Pak David dakundang supaya mara. Dhèwèké teka, aku wis wuda, banjur pasrah marang dhèwèké. Sakjané, Pak David ya wis arep gelem, nanging wurung sawisé aku matur dhèwèke, yèn prawanku sengaja dakaturaké jalaran wis nylametaké aku saka pokalé bos diksotik iku.

Pak David malah nesu-nesu. Ngaku nakal, nanging ora arep melu-melu bejat ngrusak uripku……”

Gumun. Tetep durung bisa percaya. Siji, durung kenal suwé Dhani, lan kaping pindhoné, durung bisa nampa crita yèn ana Jakarta isih ana wong apik. Sing padha dandan necis waé jebul thokmis, sing kalungan serban nyatané uga akèh sing seneng golèk mangsan, apa manèh sing padha duwé panguwasa. Ngakuné waé apik-apik, sing dituduhaké sing sarwo becik, kamangka kelakuané licik, ambuné uga luwih pesing tinimbang uyuhé genjik.

MERDEKA KOK BINGUNG

Durung sawetara suwé, aku weruh gapura dhésa sing macak tulisan rada nganyelaké surasané. Ing gapura sing kiwa, ana tulisan Merdeka ing sangisoré gambar lintang cacah telu. Sing tengen, tulisané nyolok rasa: Kok Bingung?. Uga ana sangisoré lintang jèjèr telu. Ngemu karep apa, aku ora mudheng. Lintang, pancèn kudu ana ndhuwur panggonané.

Gapura Bingung

Gapura Bingung

Begjané, tulisan kaya mangkono iku kapacak ana gapura ing jaman padhang. Saumpama Pak Harto isih kuwasa, Ketua RT Dhusun Kebonan, Dhésa Ngawèn, Klatèn, kuwi mesthi wis dhèdhèl dhuwèl. Sing nulis mlebu mbui, lan sing duwé ada-ada bisa dicidhuk lan dipidana sakabot-aboté. Cap Éka-Èki, èkstrém kanan utawa èkstrém kiri, NII utawa PKI mesthi ditèmplèkaké marang uripé salawasé. KTP-né uga bakal nganggo kode.

Nanging sanajan saiki wis klebu jaman padhang, padhangé ya mung isih ana tata lair utawa sarwa wantah. Aja manèh mung ngèlèk-èlèk utawa ngrasani kahanan, ngécé presidèné waé ora papa, waton ora ‘nyerang secara pribadi’. Anané gela kanggoné sing nulis tembung Merdeka Kok Bingung?, bisa uga disebabaké déning polahé pemimpin sing isih padha seneng congkrah lan gawé susah.

Mbokmenawa, warga dhésa kana pancèn wis kesuwèn ngampet kuciwa. Anyel jalaran barang-barang sarwa larang, angèl tetukon amarga rekasa golèk upa. Bisa uga, tulisan iku digawé déning kadang nom-noman sing rumangsa cukup dhuwur sekolahé, nanging kapinterané ora bisa dicakaké, amarga ora bisa nutugaké nyambut gawé. Kaya grafiti, corètan dinding ungkapan isi hati dan rasa!

Protès? Bisa waé disebut mangkono. Apa manèh yèn ngèlingi tulisan iku dianggit ana gapura dhésa, pas kanggo pèngetan dina kamardikan Éndonésa sing kaping-63, taun 2008. Protès kapacak kanthi terang-terangan, ora nganggo tèdhèng aling-aling. Tegesé, setaun bethethet ditujokaké marang pamaréntahé.

Saumpama setaun sing wis kelakon ora ana owah-owahan kang bisa dirasakaké déning warga dhésa iku, mbokmenawa tulisan kuwi bakal luwih suwé manèh kapacak. Utawa, yèn perlu malah ditambah tulisan-tulisan liyané, sing luwih nylekit lan bisa dadi gaman kanggo ngélingaké pemimpiné.

Ngetokaké uneg-uneg bisa awujud apa waé, kapan waé lan ana ngendi waé.

Nanging kapan ana owah-owahan kahanan? Wong yèn digatèkaké, ditlesih lan dipétani, polahé wong-wong sing rumangsa duwé panguwasa padha duwé patrap padha: mblendhingaké wadhuké dhéwé, kanca lan seduluré. Carané, bisa awujud dum-duman proyèk lan sapanunggalané, bakuné bisa kanggo ngundhakaké cèlèngané. Ora pemerintahé, polahé para wakil rakyaté uga ora ana bédané.

Lintang Telu Marakaké Bingung

Lintang Telu Marakaké Bingung

Mbokmenawa, ing tlatah liya uga ana warna-warna cara lan wujudé, kaya sing durung suwé iki daktemoni ana Kampung Tegal Kuniran, Sala. Warga kana ngrasani kahanan gègèran sewelas taun kepungkur, yaiku obong-obongan lan jarah-jarahan kanthi gawé reca kang dijenengi Reca Jaman Édan. Akèh sedulur keturunan China pada dadi korbané. Ana sing tumeka ing pati, ana sing dadi mlarat ngempet, lan uga ora kurang sing dadi édan.

Muga-muga, jaman kang arep kelakon dadi tambah genah, pernah lan luwih éndah.

Lintang telu, muga-muga ora dadi sasmita anané ‘jéndral-jéndral pèngsiunan’ sing durung narima kamangka wis suwé urip mulya banjur padha pethakilan, sikut-sikutan, lan ndandani negara didadèkaké alesan

Selasa, 25 Mei 2010

Motor Akan Dilarang Pakai Bensin Premium

Pengkajian diputuskan selesai akhir Juni sehingga Agustus bisa segera diujicobakan.

Rabu, 26 Mei 2010, 11:26 WIB

Antique, Ferial

Ratusan orang mudik dengan motor (ANTARA/Vega)

BERITA TERKAIT

web tools

smallernormalbigger

VIVAnews - Pemerintah sedang mengkaji larangan bagi sepeda motor untuk mempergunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, bensin jenis premium.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Evita Herawati Legowo menuturkan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

"Kami sudah mengadakan pembicaraan kepada mereka (AISI), sepertinya sepeda motor tidak boleh lagi," ujar dia di Kementerian Enegi dan Sumber Daya Mineral Jakarta, Rabu 26 Mei 2010.

Menurut dia, pihaknya terus melakukan pembahasan-pembahasan mekanisme pembatasan konsumsi BBM dan opsi mana yang akan digunakan.

Evita juga mengatakan, kemungkinan yang diperbolehkan menggunakan BBM bersubsidi adalah angkutan umum dan kendaraan pribadi jenis tertentu. "Yang angkutan umum sudah disepakati boleh menggunakan BBM bersubsidi," kata dia.

Pengkajian itu, dia menambahkan, diputuskan sudah selesai akhir Juni sehingga Agustus mendatang bisa segera diujicobakan. "Daerah uji coba kemungkinan di Jawa," tutur Evita. (mt)